DOUBLE TAP

Hari Bersama Sheila On 7

Terimakasih saya lahir dan mereka hadir di tahun 90an. Saya bangga menjadi #Generasi90an.

Jum'at, tanggal 21 Februari 2014 kemarin, band asal Jogja yang sudah berumur 18 tahun membuat rekor baru di D'Liquid Clarion Hotel Makassar. Mereka membuat 2000 penonton, sheila gank, #Generasi90an histeris bernostalgia bersama. Bisa kalian bayangkan PECAHnya suasana malam itu. Kita semua bernyanyi, histeris dan puas.
Terimakasih 99_Entertainment, good job team :)

 Terimakasih untuk Hari Bersamanya Sheila On 7

Ketika Alvidha Ingin Merantau.

Semenjak memutuskan kuliah dan kembali tinggal di kampung halaman, di Makassar, saya tidak pernah membayangkan dapat bertemu dengan orang-orang baru yang kemudian bisa menjadi teman dekat, sahabat bahkan seperti saudara sendiri.

Meninggalkan sahabat2 di ibukota setelah merasakan masa-masa ptuih abu-abu saat itu adalah keputusan yang sangat berat. Bagaimana tidak berat, aku akan berpisah dengan 8 sahabat dekatku, rumah yang selalu aku jadikan tempat istirahat, serta pacar saat itu (sekarang sudah mantan) (tidak usah dibahas, ok?).

Awal-awalnya aku merasa akan kesepian, namun aku salah besar.
Aku mendapatkan teman2 yang banyak, dan pastinya tidak kalah seru dengan sahabat2 putih abu-abu ku.

Ada beberapa temanku yang sejak awal kuliah kami selalu bersama-sama, salah satunya Alvidha. Dia orang yang unpredictable sekali menurutku. Segala sesuatu tentangnya terkadang bukan pada jalur yang normal dan wajar, tapi itu yang membuatnya unik.

Hampir setengah hidupku setelah pindah ke Makassar, ku habiskan dengan Alvidha.
perempuan berbadan sintal itu mempunyai darah Jawa, jadi aku biasanya memanggil dengan panggilan "Mbak (inem)" hahahaha. Orang-orang mengenalnya dengan nama gaulnya, Pyonk.

Minggu lalu dia sempat cerita tentang keinginnnya untuk merantau, aku menanggapinya dengan biasa saja karena aku  kesal jika akan betul-betul ditinggalnya.
Lalu, berapa hari setelah itu dia mengirimkan chat tengah malam, yang berisikan akan benar-benar pergi merantau ke Ibukota, tempatku menghabiskan masa-masa sekolah. Jujur, aku sedih dan membalasnya dengan apa adanya dan sedikit memberikan semangat. Sedih bukan karena aku iri kalau dia mendapatkan pekerjaan disana, aku senang dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. Aku sedih karena setelah Mymy yang pergi ke Jakarta, sekarang Alvidha yang pergi. 
Aku ditinggal oleh sahabat-sahabat dekat ku :(

Semakin mendekati hari kepergiannya, aku mencoba bersikap tenang dan tidak menunjukkan kesedihanku. Bahkan aku sempat memberikannya kado sebelum dia pergi, sebenarnya aku ingin mengajaknya pergi makan karena saat itu aku menerima upah pertama dari tempatku bekerja tapi apalah arti makanan yang hanya numpang lewat saja, makanya aku membelikannya lampu belajar berbentuk kepala Rillakuma kesukaannya. Yang aku harap, bisa dia gunakan untuk di kamar kostnya nanti
 
Waktunya telletubies berpisah tiba, mengantarnya ke bandara pun masih bisa aku lakukan dengan sikap yang tenang, namun akhirnya air mata ku pecah saat dia berpamitan dan memeluk ku. Aku menangis, dia juga, kita menangis. Manis manja, bukan?

Aku akan merindukan sosok orang yang selalu bertingkah bodoh dan selalu berusaha untuk diet. Sukses selalu mbak, follow your big dream.   


Believe, and always pray the best for your life there
Kiss and hugtite