DOUBLE TAP

Ma.

Hari ini bukan hari Ibu, atau hari ulang tahunmu.
Aku terbangun dan langsung mengusap pipi ku yang basah.

Biarkan jemariku membawa memori tentang diri mu yang selalu aku doakan.

Perjalanan panjang mengarungi ombak dan liuknya jalan aspal masih teringat jelas saat aku dan Sukma menemanimu mengurus surat pemindahan tempat kerja dari pulau Sulawesi ke pulau Jawa. Semua orang yang baru aku temui dan menjelaskan apa profesimu dulu pasti tercengang. Antara kaget, tidak percaya dan kagum. 

Kau mengabdi untuk anak-anak yang ingin belajar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kau mengajari kami bagaimana berbahasa Indonesia yang baik, walaupun baku. Kau memberikan kami contoh bagaimana berbicara dengan bahasa Indonesia yang sopan. Namun sekarang, satu kata pun terasa sulit untuk kau ucapkan, begitu kaku. Hanya nama anak-anak mu dengan jelas kau bisa menyebutnya.

Tenis dan voli adalah olahraga kesukaanmu. Aku paling senang jika menemanimu bermain tenis dengan teman-temanmu. Aku duduk di belakang, dan engkau mengayuh sepeda dengan semangat menuju lapangan yang dimana nanti aku menjadi kacung, mengejar dan mengambilkan bola hijau dan melemparnya kembali padamu. Betapa sederhananya kebahagiaan masa kecilku.

Sekarang aku benci dengan olahraga itu, Tenis. 
Kenapa aku membencinya? karena saat kau bersemangat untuk bermain di pagi hari saat itu, itulah dimana semua kesakitanmu dimulai.

Aku paling suka bubur santan buatanmu, di tambah telur dadar yang tidak keasinan atu hambar. Kau selalu menyuapi ku saat aku sakit, walaupun aku tidak memintanya tapi kau selalu membuatkan dan menaruhnya di mangkok winnie the pooh kesukaanku. Walaupun aku susah bangun pagi, tapi sekarang menyediakan bubur untuk sarapanmu menjadi kewajibanku.

Kelemahanku dalam soal hitung menghitung yang berujung menjadi malas untuk mempelajarinya dan kau memahaminya. Sehingga hampir setiap pagi, kau mengerjakan pekerjaan rumahku dengan tulisanmu, pada awalnya guru di sekolah tidak tahu, namun karena keseringan akhirnya aku dimarahi dan terpaksa aku belajar mengerjakannya, tetap dengan bantuanmu.

Sekarang yang aku butuhkan hanyalah ridha mu untuk melancarkan segala urusan hidup dunia akhirat ku. 

Jika aku menangis, pasti kau menegurku atau meninggalkanku dalam kamar sendiri. Tak jarang cubitanmu membuat tangisku menjadi-jadi, namun setelah itu kau akan membelikan makanan atau mainan yang aku tangisi. Kata dokter, saraf di bawah kepalamu tidak berfungsi dengan baik dan itulah yang sering mengakibatkanmu menangis tanpa alasan. Aku hanya bisa menegurmu agar tidak menangis lagi, karena sejujurnya aku benci melihatmu mengeluarkan airmata.

Terlalu gengsi mungkin untuk mengatakan ini semua di depanmu, tapi aku tidak akan gengsi untuk selalu menuntun jalanmu, memperbaiki kata-kata yang keluar dari mulutmu, memberikanmu tissue untuk mengusap air matamu.

Sadar itu semua tidak akan cukup, dan tak terbalaskan oleh semua ketulusanmu yang ada sejak aku menghirup udara di dunia ini.
Semua orang menyuruhku menjagamu dengan baik.

Maaf pun rasanya tidak cukup menggantikan rasa sakit hatimu jika kelakuanku mengecewakanmu.
Jangan pernah terlihat lemah dan terkalahkan oleh rasa sakitmu, karena aku ingin melihatmu tersenyum lagi seperti mawar saat merekah.

Cepat sembuh, Ma.
Doa ku takkan putus bahkan saat menutup mata pun aku masih meminta perlindunganNya untukmu.


Ikut dalam Percaya.

Berapa minggu terakhir ini aku susah tidur.
Yah, bukan hal baru bagi ku. Aku sudah terbiasa sejak kecil. 
Apa yang aku lakukan?
Memikirkan hari esok, menyesali yang terlewati.

Ada istilah "What goes around, comes back around"
Mungkin itu yang membuatku tidak bisa tidur nyenyak belakangan ini.
Apa yang terjadi?
Melanjutkan hidup untuk masa depan memang susah, sangat.
Keluar masuk gedung perkantoran, bolak-balik halaman di koran, bersaing dengan yang lebih beruntung. Yah, itu semua yang sedang terjadi dalam siklus hidupku. Tapi aku percaya, Allah tidak pernah meninggalkan hambanya yang telah berusaha dan meminta petunjukNya untuk melanjutkan hidup dengan cara halal.

Terkadang, bahkan hampir setiap saat aku merasa pesimis.
Itu sesuatu yang sangat tidak dia suka dari diri ku.
Dia selalu memberikanku kata "semangat" di saat aku merasa jatuh.
Lebih tepatnya setiap saat.
Dia selalu memberikanku semangat untuk tidak berhenti mencari siklus hidup yang baru.

Aku percaya pada kata hati ku. 
Aku percaya, semua usaha yang diawali dengan niat baik tidak akan ada yang sia-sia. 

Ketika hati mu merasa tidak nyaman, jangan memaksanya.
Bukan menolak, atau memilah milih tapi percayalah kau akan mendapatkan apa yang kau butuhkan. Just follow and keep believe your heart and you'll get what you need :)