Sempurna lah hidupmu, sahabatku.
Aku masih tidak percaya, sahabat kecilku dari bangku SD hingga jarak yang memisahkan kami, harus menghadap sang Pencipta lebih dulu.
Air mataku tumpah saat membaca doa-doa yang di kirimkan teman-teman di sosial media.
Aku membayangkan kebersamaan kita.
Aku mengenalmu sekjak kelas 2 SD. Saat itu aku menjadi murid baru. Masa remaja pun kita masih bersama, masa-masa dimana semua ingin kita cicipi.
Kamu tidak berubah, dari anak kecil perempuan, remaja ceria, hingga menjadi perempuan dewasa seutuhnya. Aku senang saat kamu masih mencari ku dan mengingatku sebagai sahabatmu.
Di hari pernikahanmu, aku ingin melihat senyum bahagiamu. Kamu menjadi pembuka pintu diantara kita. Aku, kamu, Keyko, Intan dan Hanina. Kamu masih ingat kami semua kan, Metty? Namun sayang sekali lagi jarak membatasiku untuk melihat hari bahagiamu.
Aku hanya berdoa, agar kamu bisa menjadi perempuan yang sempurna untuk keluargamu.
Kamu tahu, disaat aku merasa lemah, aku langsung ingat dirimu.
Perempuan yang kuat, ceria dan percaya diri.
Ingin rasanya memluk dirimu untuk terakhir kalinya, walaupun dirimu sudah dalam balutan kain putih.
Istirahat yang tenag sahabatku sayang, aku janji jika kembali, aku akan mengujungi tempat istirahatmu, menaburinya bunga, dan mendoakanmu.
Aku juga ingin melihat jagoanmu, yang kata teman-teman kita dia sangat tampan.
Doaku selalu menyertaimu sahabatku, aku ikhlaskan semuanya demi ketenanganmu.
