DOUBLE TAP

Part of Cure

Hampir satu minggu, sahabat kami pulang ke Makassar.
Kenapa pulang? karena sebelumnya dia ada di Ternate. Kepulanggannya kali ini betul2 kami manfaatkan untuk menemaninya, bukan sekedar bertemu, tapi kita bertukar cerita yang pastinya kan heboh jika diceritakan bersama-sama.

Sebut saja dia Mymy, tadi pagi dia sudah harus berangkat ke Jakarta lagi, untuk melanjutkan studi di sana. Terpisah lagi. Menyisakan kerinduan lagi.

Walaupun dia pribadi yang cerewet, namun dibalik itu ada perhatian yang selalu kami semua rindukan. Dia selalu hafal detail hidup teman2nya, entah dari kebiasaan atau memang sudah sifat bawaan kami.

Dia perempuan yang paling sabar, yang pernah aku temui, dari semua cerita hidupnya. Sebenarnya semua sahabatku, dasarnya orang2 yang penuh pengertian dan kesabaran, tapi entah mengapa masih ada yang tega membuat kami tersakiti, kurang sabar apa coba? *halah..

Tadi malam, kami berkumpul untuk makan malam dan berbagi cerita lagi dan lagi yang tidak ada bosannya. Dan aku, meminta saat berkumpul handphone atau gadget kami semua di kumpul agar tidak ada yang "asik" sendiri dengan gadgetnya, dan semuanya sepakat karena benar2 ingin Quality Time, and it works :D


Aku tidak mau menyebutnya farewell party  karena tidak ada perpisahan bagi kami.


Lots love for you, Mymy..
Take care there, we miss you. 

Takut

Pernah kamu merasa takut?
Takut untuk semua hal yang kamu belum pernah alami, atau yang bahkan membuatmu trauma.

Aku pernah.

Aku selalu takut dengan ketinggian. Iya, aku selalu merasa keringat dingin, kaki bergetar, tidak berani melihat ke bawah. Selain rasa takut dengan ketinggian aku juga takut dengan jarak.

Kenapa jarak?
Yah aku trauma, khususnya dalam suatu hubungan.
Aku pernah sakit karena jarak, makanya aku tidak pernah percaya lagi dengan jarak.
Bagi beberapa orang, itu masalah kepercayaan. Namun banyak hal dalam jarak yang membuatku tidak ingin merasakannya lagi.

Bagaimana aku menghadapinya?
Mungkin bagi orang yang terbiasa dengan jarak, mereka tahu bagaimana membuatnya tidak terasa.
Berbeda denganku, aku bahkan tidak tahu harus bagaimana.
Selalu waspada? Atau mempercayainya? Dan semuanya akan baik-baik saja?

Kehilangan adalah perasaan takut yang tidak bisa digambarkan dengan apapun.
Karena aku percaya, dalam rasa kehilangan pernah ada rasa memiliki yang sangat kuat, hingga rasa takut itu selalu menghantui.

(via weheartit)


Kado dari Tuhan

Assalamualikuuum bloggerian :)

Saat saya menulis postingan ini umur saya sudah bertambah 1 tahun, menjadi 22 tahun. 
Alhamdulillah masih diberikan kenikmatan oleh Allah untuk lebih menjadi orang yang berguna.

Tanggal 29 Desember 2013 kemarin saya genap berusia 22 tahun, kalau Taylor Swift bilang "I'm feeling 22.. Everything will be alright"

Oh yes, Everything I hope will be alright.
Ucapan, doa, dan kado tidak berhenti berdatangan hingga malam tahun menutup tahun 2013.

(di  caputre dari Instagramku )
Saya selalu bersyukur atas nikmatNya yang tidak berhenti datang padaku, tapi tidak mudah putus asa ketika diberi cobaan olehNya. Setelah lulus kuliah tahun kemarin, nasib saya memang tidak seberuntung teman-teman kuliah yang langsung mendapatkan pekerjaan. Jujur, bukannya sombong, banyak tawaran kerja yang berdatangan namun saya tidak mengambilnya, dengan beberapa alasan.

Dalam doa, saya selalu yakin Allah akan memberikan jalanNya, membantu jika saya tidak pesimis. Saya ingin mewujudkan mimpi itu. Saya selalu berdoa agar diberikan pekerjaan yang layak dan halal, saat saya merasa pesimis doa itu bertambah menjadi ingin bekerja sebelum usia 22 tahun.

Mungkin jika saya putus asa dengan mimpiku, bisa saja kemarin saya bekerja sebelum usia 22 tahun. Tapi Allah memang punya rencana yang lebih indah, saya mendapatakan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya, sesuai disiplin ilmu saat kuliah, dan semua ilmu yang saya dapatkan sangat berguna di tempat bekerja saya sekarang. Tidak harus bertemu dengan hitung-hitungan, yang sealu membuatku stress saat menghadapi test apalagi saat bekerja nanti.

Di rumah sederhana ini, saya mendapatkan jalan untuk mewujudkan mimpi saya. Bekerja mengolah berita, merekamnya, lalu menyebarkannya bukan lah hal mudah. Rumah yang disulap menjadi stasiun radio lokal di Makassar ini membuatku merasa nyaman menjadi kru off air-nya, dengan segala kesederhanaannya. Terimakasih untuk senior saya, kak Icha Nurdin dan tentunya pacar yang juga memberikan info untuk melamar kerja di radio ini. Terimakasih Tuhan, ini kado mu yang paling saya syukuri.

(Welcome to the club!)
Semoga saya betah dan bisa bekerja dengan penuh semangat :)