DOUBLE TAP

Freeday

Cuaca hari ini melankolis banget, bukan aja.

Dari tadi pagi Makassar diguyur hujan, aku yang sudah membukakan mata langsung mengirimkan pesan  singkat selamat pagi yang setiap hari aku kirimkan ke pacar, biasanya dia langsung balas. Tapi untuk pagi ini tidak, dia terlambat bangun. Aku membangunnkannya kembali dengan menelponnya. Memang benar mendegarkan suara orang terkasih saat dia bangun itu seperti mendengar bisikan malaikat yang turun dari surga.  

Setelah membangunkannya, mata ku masih berat serasa ada gajah yang bergelantungan di bulu mata, begitu juga dengan kepala yang seperti ditiban paus,  karena siklus pernafasan di hidung sedang tidak lancar. Yang sebelah kanan seperti kloset yang tidak pernah disedot, mampet. Yang kiri seperti jalan tol Jakarta saat lebaran, kosong. Si pacar sudah di kantor ternyata, aku membalas pesannya lagi dengan memberikan semangat, seperti biasa.

Setelah mendengar adzan dan ceramah solat jum'at di Masjid dekat rumah dikumandangkan, gantian perutku yang buncit berkumandang. Lapar. 
Aku mengingat kapan terakhir makanan masuk itu jam sepuluh malam. Ayam KFC original bagian sayap, serta nasi putih hangat sudah tidak mempan menahan lambung ku.

Cuaca di luar rumah mendung, membuatku malas bergerak, tapi perut terus merengek dan mulutku juga ingin menyereput yang hangat-hangat. Aku langsung membayangkan mie kuah Awa, yang selalu menjadi "obat" ku ketika flu dan lapar. Tapi lapaknya dibuka setelah maghrib, masa perutku kubiarkan menunggu hingga malam? Baiklah, demi mie Awa, aku pun mencari teman makan, aku bbm Alvidha, kurang beruntung dia tidak bisa, karena akan mengantar adiknya ke Rumah Sakit. Pacar pun aku ajak, dia langsung meng-iya-kan. Namun perut yang casing luarnya saja buncit ini tidak bisa mentolerir hingga malam tiba. Aku pun mengajak Alvidha lagi untuk makan coto saja di siang yang melankolis ini, dia pun mau dan akan mentraktir ku. Alhamdulillah, rejeki lagi. Tapi akhirnya kami pindah haluan, ke Mcd.

Menunggunya bersiap-siap di rumahnya, ditemani adiknya, yang sedang random nonton acara di televisi, awalnya aku melihat dia nonton film India, lalu aku pun juga ikut nonton. Sembari menunggu pariwara ilm India, adik Yayang menggant-ganti chanel, lalu kami mendapatkan video klip Pasto terputar dengan lagunya "Aku Pasti Kembali". Tiba-tiba langsung teringat saat masuk kuliah dulu, lagu ini menemani mas-masa ku waktu move on dari Jakarta ke Makassar demi masa depan. Saat itu juga aku sedang berhubungan dengan seorang laki-laki, sebut saja dia "John" (tanpa Vesely). Lagu itu memang pas untuk sepasang kekasih yang sedang menjalani hunungan jark jauh, atau kerennya LDR. Sebelumnya juga aku pernah LDR, tapi hanya bertahan dua bulan kurang dua minggu, karena aku tidak bisa.  

Aku memang tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh, apapun alasannya. Bukannya aku tidak percaya pasanganku saat menjalani hubungan jarak jauh. Bahkan saat pacaran yang dalam satu kota saja, ketika salah satu pergi ke luar kota aku pasti langsung merasa kesepian, dan galau. Mungkin ini masalah kebiasaan saja, tapi aku tidak biasa ditinggal dalam waktu lama atupun sebentar.
Selain itu, aku juga malas lagi untuk percaya pada jarak. Mungkin trauma.

Sudah setengah lima, waktunya untuk pulang, perut pun sudah tidak mengamuk lagi. Saatnya kembali ke rumah, cairan di hidung sudah turun dengan deras, dan Alvidha mulai beraksi menata tingkah laku pengunjung disini yang aneh. 
Get well soon for us :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar